Kita semakin latah saja. Momentum pergantian baru yang menandakan bahwa kita telah berganti kalender dirayakan dengan cara yang kian aneh. Torempet mengiang dan kembang api yang mekar di angkasa adalah menjadi tradisi kelatahan dan tidak mencerminkan rasa syukur. Kita terlalu hedonik dengan dunia ini. Ucapan terimakasih kita telah menyimpang jauh dari keinginan Tuhan. Saya terkejap kaget dengan dentum petasan mendebarkan jantung buatan Tuhanku. Bersahutan dan kencang sekali saat detik-detik hitung mundur pukul 00:00 1januari 2010. Klakson mobil dan motor meraung-raung diiringi injakan pedal gasnya. Sungguh ungkapan dan ekspresi yang jauh memberi makna akan kehadiran kalender baru itu. Apa yag melatar belakanginya selain latah dan kealpaan semata.
Padahal, jika kita runut secara jernih kembali semestinya Tahun Baru adalah ruang introspeksi akan kurun waktu satu tahun yang berlalu terhadap catatan pencapaian yang kita gores. Sembari, mengevaluasi titik lemah dan haparan rintangan pencapaian yang ada. Selanjutnya, menjadi poin-poin rekomendasi penting untuk perbaikan pada kurun satu tahun berikutnya. Tahun Baru adalah awal untuk menetapkan agenda perjalanan baru menuju pelaksanaan seluruh keinginan baru kita dengan renungan dan refleksi komprehensif adanya. Tahun Baru itu forum memperbaharui semangat dan suntikan energi kreatif baru dalam rangka mempermudah pencapaian agenda penting kehidupan.
Rasanya, perayaan berlebihan dan menggumbar hasrat seperti yang sekarang dianut oleh sebagian besar dari kita adalah cara despostis untuk melupakan hal-hal yang telah gagal kita raih pada 12 bulan yang telah lewat kemarin. Dan juga entah disadari atau tidak, kita melupakan bahwa masih terbentang banyak aral dan halang rintang yang berserakan sepanjag satu tahun kedepan yang akan menerpa perjuangan dan ikhtiar kita dalam mewujudkan kehidupan yang nyaman dan lebih baik.
Intinya, semangat perayaan ini telah bergeser sedemikian jauh dari esensi yang diharapkan dalam perwujudan keinginan dan harapan yang hendak dihadirkan. Kita terlalu latah dan kurang bisa menempatkan sesuatu dengan tepat pada jalur yang semestinya ditempuh. Padahal, tahun baru hanya semata gulir waktu yang linier dan pasti dan tentu saja dirayakan dengan sebiasa-biasanya saja.
Entahlah....karena memang setiap kita memiliki kepala dan alur konstruksi pikiran yang berbeda meskipun untuk menyikapi suatu masalah yang sama. Atau mungkin hanya cara berbeda dalam mengekspresikan diri sebagai ungkapan syukur pada Tuhan yang sama. Pada kasus seperti ini, biarlah kesadaran tertinggi kita yang menggembalakan intuisi, hasrat, harapan dan ekpresi menyambut tantangan baru di tahun baru.
Apapun adanya, tentu saja harapan kita adalah tahun baru menjadi ruang baru kita meraih semua mimpi-mimpi kita.
SEMOGA.
SELAMAT TAHUN BARU 2010.
fahrinotes.blogspot.som
MALANG 1 JANUARI 2010 PUKUL 00:01
WELCOME MY GUEST
Hellow.
Dari banyak kisah perjalanan kita, semestinya banyak yang bisa dipungut untuk menjadi catatan pinggir kehidupan. Saatnya untuk membagi kepada semua sahabat sebagai pelajaran hidup. Catatan Pinggir Jalan.....
Kamis, 31 Desember 2009
TAHUN BARU BIASA SAJA
Label:
Tahun Baru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
saya juga tidak kemana2 waktu pergantian tahun, mending ngeblog dan tidur :)
Posting Komentar
Terimakasih