WELCOME MY GUEST

Hellow. Dari banyak kisah perjalanan kita, semestinya banyak yang bisa dipungut untuk menjadi catatan pinggir kehidupan. Saatnya untuk membagi kepada semua sahabat sebagai pelajaran hidup. Catatan Pinggir Jalan.....

Senin, 07 November 2011

Cinta dan Pengorbanan


* Fahry Bimantara

Katakanlah, ''Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, keluarga-keluarga kalian, harta yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan, rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.'' Allah tidak memberikan petunjuk pada orang-orang yang fasik.'' (QS At-Taubah: 24)

Manusia dilahirkan untuk beribadah kepada Allah. Setiap aktivitas kehidupan yang dijalani manusia: tarikan nafas, tidur, minum, makan, shalat, berjalan duduk, dan sebagainya itu akan dimintai pertanggungan jawab di hadapan Allah kelak. Selain itu sebagai bagian dari anggota masyarakat dan negara, dia juga akan dimintai pertanggungjawaban atas kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.

Allah memperindah kehidupan manusia dengan potensi hidup berupa naluri kecenderungan mencintai sesuatu. Suatu hal yang fitrah apabila kemudian manusia mempunyai kecenderungan mencintai keluarga, istri, harta, dan kesenangan duniawi lainnya. Dengan nalurinya itu, manusia dapat meraih kedudukan mulia atau hina laksana hewan yang bergantung pada cara pemenuhan kebutuhan dan prioritas hidupnya. Bagi seorang muslim, cara pemenuhan potensi tersebut diatur oleh seperangkat aturan Allah yang termaktub dalam Alquran, Sunah, Ijma, dan Qiyas. Pelaksanaan aktivitas berlandaskan aturan itu akan menempatkannya pada kedudukan yang mulia.

Pada ayat tersebut di atas, Allah memerintahkan orang-orang muslim untuk meletakkan cinta kepada Allah, Rasulullah, dan jihad fisabilillah di atas semua cinta yang ada. Cinta mulia tersebut terwujud dalam perjuangan untuk menolong agama Allah dengan pengorbanan jiwa, raga, dan harta agar Islam kembali bersinar memenuhi segenap alam, diterapkan, dan dianut setiap manusia.

Pengorbanan sahabat Rasul yang terkenal, yaitu Mush'ab bin Umair dapat diajadikan contoh. Pemuda berasal dari keluarga bangsawan, berpenampilan menarik, dan hidup dalam kegelimangan harta. Namun, tatkala cahaya Islam telah terpatri dalam jiwanya, semua kesenangan duniawi itu dikorbankan demi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Dikisahkan pula ketika Mush'ab bin Umair syahid, beliau tidak memiliki kain kafan yang cukup. Apabila kafan ditarik ke atas maka kaki akan terlihat dan bila ditarik ke bawah wajah beliau terbuka. Akhirnya kaki beliau ditutupi dengan rumput-rumput kering.

Contoh lainnya, seorang pedagang yang tidak akan melakukan aktivitas di pagi hari sebelum menatap wajah Rasulullah walau barang sebentar. Setiap hari laki-laki itu selalu mengintip dari sebuah dinding dekat jalan yang dilalui Rasul bila beliau keluar dari rumah. Sampai akhirnya pada suatu hari pedagang tersebut meninggal, orang-orang membicarakannya bahwa dia memiliki suatu cacat dalam akhlaknya. Namun, Rasulullah bersabda, ''Pedagang tadi telah diampuni oleh Allah karena rasa cintanya yang besar terhadapku.''

Para sababat zaman dahulu akan mudah menunjukkan besarnya cinta kepada Rasullulah karena mereka dalam keseharianya bergaul, bercakap-cakap, dan merasakan langsung keberadaan Rasul di sisi mereka. Setiap kesalahan sahabat dapat dikoreksi langsung agar tetap dalam rel-rel Islam. Selain itu, Rasul sebagai pelindung mereka tatkala orang-orang kafir menyiksa mereka. Cukuplah Rasul berdoa maka pertolongan Allah akan segera datang.
Ini berbeda dengan kehidupan sekarang. Namun, Nabi Muhammad menyatakan seorang muslim setelah masa Rasul dapat menyamai pahala 50 sahabat Nabi bila teguh memegang tali agama Allah.

Ramadhan merupakan kesempatan yang tepat untuk menghidupkan kembali sunah Rasul. Marilah kita tingkatkan kesatuan umat, hilangkan kebencian dan dendam karena betapa sesungguhnya cinta dan pengorbanan itu adalah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Yang demikian itu membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih

My Friend Follow Me

Label

Musisi Cilik

Musisi Cilik
Hidup Seperti Musik Bukan Aturan

AL QUR'AN SPYRITE :

MAKA NIKMAT TUHAN KAMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN ? (QS. Arrahman:31) (diulang sebanyak 31 kali).
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates