WELCOME MY GUEST

Hellow. Dari banyak kisah perjalanan kita, semestinya banyak yang bisa dipungut untuk menjadi catatan pinggir kehidupan. Saatnya untuk membagi kepada semua sahabat sebagai pelajaran hidup. Catatan Pinggir Jalan.....

Senin, 28 Desember 2009

MENUNGGU PERHATIAN PEMDA-KU

Kisah Pengalaman Perjuangan...

Aku adalah seorang mahasiswa yang mencoba berani berjuang dengan peluh dan keringat. Sebagai seorang aparatur Pemda di sebuah daerah otonom di pulau Sumbawa bagian timur. Tepatnya Kabupaten Bima NTB. Perjalanan menempuh pendidikan ini sungguh penuh dengan perjuangan dan kelelahan.

Saat ini mengakhiri semester empat (4) the final fase of my study. Penelitian yang kuambil kadang belum sepenuhnya aku sadari bahwa biaya begitu besar dan tinggi. Judul Tesis yang kuambil adalah Isolasi dan Identifikasi Senyawa Yang Berpotensi Sebagai Antitumor Dari Alga Coklat (rumput laut Sargassum critaefolium). Ternyata, sungguh menguras energi dan juga kantong kempisku sebagai aparatur yang berpenghasilan pas-pasan. Ulur tangan bantuan Pemda pernah aku terima tetapi hanya cukup untuk membiayai
SPP semata. Itupun aku masih nyari tombokan dari saudara yang memiliki modal lebih. Entahlah...aku masih sangat berharap adan bantuan yang dapat menutupi lobang demi lobang yang kugali dari konsekuensi dari kenekatanku kuliah lagi ini.

Aku sebenarnya, masih memiliki optimisme bahwa Pemda-ku masih belum melupakan seorang aparatnya yang ditugasi belajar (kuliah) lagi ini. Sehingga, napas yang terengah-engah ini masih aku jalani jua.

Aku coba sedkit berbagi dengan pembaca tentang biaya kuliah yang menjeratku, (siapa suruh nekat kuliah lagi...). SPP per semester Rp.5 Jt yang harus lunas diawal semester baru. jatahku empat (4) semester artinya harus ada uang cash Rp. 20 Jt hanya buat SPP. Uang sumbangan fasilitas pendidikan (SFP) Rp. 1,5 Jt dibayar diawal masuk kuliah, Uang program penyetaraan Rp. 1 Jt diawal masuk juga. Praktikum juga membutuhkan Rp. 500 ribu/semester artinya disini harus tersedia Rp. 2 Jt buat jaminan bisa ikut praktikum. Sebelum aku bisa gabung ikut kuliah harus lulus dulu test potensi akademik (TPA) Bappenas dengan skor nilai minimal 450 point. Biayanya Rp. 300 ribu/test. Nilai TOEFL harus diatas 450 point pula dengan biaya Rp.150 ribu/test.

Biaya buku-buku sebagai pendukung utama perkuliahan sungguh besar pula. Untuk biaya ini aku luput menghitungnya, hanya gambarannya saja setiap semester minimal 5-6 mata kuliah yang harus ditempuh dengan setumpuk tugas makalah dan presentasinya. Satu mata kuliah biasanya terdiri dari 2-3 orang dosen pembina. Masing-masing dosen juga mempunyai tugas sendiri-sendiri. Bayangkan sendiri bagaimana susahnya mengatur biaya bulanan yang hanya mengandalkan gaji pasif semata. Disini, modal utama adalah kesabaran.

Biaya penelitian sanat mahal deh. Mulai dari pengadaan sampel alga coklat, eksraksi dengan berbagai pelarut bahan kimia yang mahal-mahal pula. Aku menggunakan 3 pelarut yaitu metanol (polar), aseton (semipolar) dan kloroform (nonpolar). Untuk harga sedikit info saja deh metanol Rp.720 ribu/liter, aseton Rp. 420 ribu/liter dan kloform Rp. 800 ribu/liter. Aku membutuhkan sekitar 4-5 liter dari masing-masing bahan pelarut tersebut. Tinggal dikalikan saja deh....

Setelah ekstraksi, masuk tahap isolasi dan identifikasi senyawa menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT), pereaksi warna, dan HPLC. Ini juga menjadi catatan termahal dari rangkaian penelitian ini. Setelah fase tersebut maka ekstrak diujikan pada larva Artemia salina(udang renik) untuk mengetahui potensi daya toksiknya. Dari 3 ekstrak ini diambil yang paling toksik untuk diuji lanjut dengan uji anti proliferasi sel kanker rahim (servik) yaitu sel Hela. Sela Hela juga mahal bo...dan hanya ada di laboratorium biomedik Fakultas Kedokteran. Mahal...mahal....???

Oh iya...selama kuliah mau gak mau arus indekost pula. Biaya kost standart di kota Malang adalah Rp.150 ribu /bulan. Coba dikalikan 2 tahun alias 24 bulan. Sekitar Rp. 3.6 Jt. Belum biaya makan minum sehari-hari yang gak bisa ditawar-tawar itu. Akhirnya, memang kuliah membuat kita merana dan menggaruk kepala lebih keras lagi. Capek deh...?

Terkahir, biasanya beban penyusunan tesis menjadi penuntas dari semua kebutuhan biaya ini. Ujian dan seminar juga tidak gratis deh. Ah....?

Aku kuliah mengambil program magister bioteknologi perikanan di salah satu perguruan tinggi negeri ternama dikota bunga Malang.

Oh iya...buat teman-teman yang ingin study lanjut dari Pemda coba pikir-pikir matang lagi deh. Jangan sampai mundur ditengah jalan yang penuh ketidakpastian. Siapkan bekal utama yaitu kesabaran yang tinggi.

Terakhir, sebagai rahasia semata dari semua biaya yang kusebut tadi aku baru mendapat suntikkan dari Pemda-ku Rp. 18 Jt dengan 2 kali pencairan. Asumsiku sekitar 30 % dari semua biaya yang menjadi beban ini. Kemarin, saat audiensi dengan Bapak Bupati katanya untuk SK tugas belajar Pemda dijatah sekitar Rp. 40 Jt. semoga saja segera bisa direalisasikan ya...

Harapan terakhir memang adalah keprihatian dan kepedulian dari Pemda-ku sangat kuharapkan untuk mengulur bantuan secukupnya lagi agar aku bisa menuntaskan semua agenda ini. Kemudian dengan segala kemampuanku nanti aku bermaksud mendedikasikan seluruh apa yang kudapat ini bagi pengabdian pada daerah (Pemda) yang kucintai ini. Sebagai balasan setimpal bagi jerih payah yang telah dihaturkan...

Catatan ini hanya sedikit berbagi uneg untuk pengalaman semata agar kita bisa mengambil pelajaran berharga bagi sebuah perjuangan kehidupan dan pengabdian pada tanah leluhur tercinta. Tampa bermaksud untuk merusak nama baik siapapun. Semoga kita tetap dalam lindungan-NYA. Amin.

Akhir, semoga apapun adanya kita bisa memberikan sumbangsih yang besar pada daerah tercinta.

fahry
seorang mahasiswa.

4 komentar:

erikmarangga mengatakan...

hmmm...sangat miris.
however, there is always the way out pastinya.
fighting dae..!!

salam kenal. mada dou mbojo juga, lg dmalang.

Thailand aik aik mengatakan...

hehe...mas erik marangga ? salam kenal ya. ini hanya cuilan uneg buat pelajaran hikmah. sabar memang modal yang gak boleh kita abaikan. thanks dah mampir.

Anonim mengatakan...

Salut pak erik...masih berjuang ditengah dukungan finansial yg minim. saya heran seharusnya pemda mendukung anggotanya yg kuliah tapi kadang-kadang malah dipersulit. mau jadi apa negeri ini....

Thailand aik aik mengatakan...

Anonim: sebenarnya saya merasa minder dengan teman mahasiswa dr daerah lainnya yang disuntik "cukup" oleh pemda-nya masing2. memang kebijakn tiap daerah berbeda. tapi semua harus dijalani jua. menyempurnakan hasrat yang telah kita mulai. saya masih memiliki modal yang bernama : sabar. hehe...(hibur diri deh...). thanks dah mampir. salam.

Posting Komentar

Terimakasih

My Friend Follow Me

Label

Musisi Cilik

Musisi Cilik
Hidup Seperti Musik Bukan Aturan

AL QUR'AN SPYRITE :

MAKA NIKMAT TUHAN KAMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN ? (QS. Arrahman:31) (diulang sebanyak 31 kali).
Template by KangNoval & Abdul Munir | blog Blogger Templates